Wednesday, 27 March 2013

Artikel Jasad (Indonesia)

Jasad merupkan band Brutal Death Metal asal Kota Bandung(Jawa Barat) - Indonesia yang dibentuk pada tahun 2000 dengan formasi awal Ferli pada Gitar, Dani pada Drum, Yoel pada Bass,dan Man pada Vokal.Musik dan gaya permainan mereka banyak dipengaruhi band-band brutal death metal asal amerika seperti Suffocation dan Devourment.Setahun setelah dibentuk mereka merilis Full Album yang diproduksi oleh label Rottrevore Records,album ini diberi titel " Witness of Perfect Torture " berisi tujuh lagu,pada tahun yang sama Demo " Ripping the Pregnant " berisi 3 lagu yang mana ketiga lagunya dimasukkan ke album perdana mereka,pada 2005 mereka menandatangani kontrak dengan perusahaan rekaman Sevared Records untuk pembuatan album " Annihilate the Enemy ",dan karya mereka kembali dapat kita dengar di Album Demo promo mereka " Jasad Promo 2010 " yang berisikan 2 lagu dan diproduksi sendiri.

Line up :
  • Yuli - Bass,back Vokal
  • Man - Vokal
  • Ferly - Gitar
  • Papap - Drum
Diskografi :
" Witness of Perfect Torture "
CD, 2001, Rottrevore Records

Track List :
1.Diamaton
2.Ripping the Pregnant
3.Ejaculate on Rottrevore
4.The Amelia's Revenge
5.Urine campur Nanah
6.Belati Berkarat
7.Witness of Perfect Torture
Via Indowebster
File by Yudigrind
Size 21.22 MB
[ Download ]

" Annihilate the Enemy "
CD, 2005, Sevared Records

Track List :
1.Raking the Weak
2.Dismember Pleasing
3.Binasakan Benih Bidadari
4.Getih Jang Getih
5.Annihilate theEnemy
6.FFF
7.Jemput Ajal,Cari Mati
8.Pathetic Unidentified Obssesion
9.Rotten Body Fluids
10.Bless myWrath
Via Mediafire
File by Khozin Asror
Size 33.17 MB

" Promo 2010 "


Track List :
1.Precious moment to Die
2.Rebirth ov Jatisunda
Via Mediafire
Size 17.18 MB
[ Download ]

Wednesday, 20 March 2013

Panceg Dina Galur Komunitas Metal Bandung...

PDF Print E-mail
Written by Mang Kabayan   
Tuesday, 08 March 2011 00:14
”…Panceg dina galur/babarengan ngajaga lembur. Moal ingkah najan awak lebur…” (Teguh dalam pendirian, bersama-sama menjaga kampung dan persaudaraan. Tidak akan bergeming walaupun badan hancur lebur). Petikan naskah kuno Amanat Galunggung yang dituliskan Rakeyan Darmasiksa (Raja Sunda Kuno yang hidup pada 1175-1297 Masehi) itu disadur menjadi lirik lagu berjudul ”Kujang Rompang” oleh Jasad, sebuah band beraliran death metal asal Bandung. Lagu ini ikut memeriahkan Deathfest IV, festival akbar death metal yang diadakan di Lapangan Yon Zipur, Ujungberung, Bandung, Sabtu (17/10). Ribuan anak muda, mulai dari pelajar SMP hingga mahasiswa, larut dalam hiruk-pikuk event musik metal yang disebut-sebut terbesar di Asia ini. Meski pertunjukan musik baru mulai selepas maghrib, pada siang hari yang sangat terik itu mereka sudah nongkrong menunggu band-band idola mereka manggung. Sambil mengenakan kaus hitam bermotif seram dan atribut metal lainnya, mereka antusias menunggu.
Filosofi panceg dina galur bukanlah sekadar inspirasi dalam berkarya musik bagi Jasad, melainkan juga menjadi pandangan hidup seluruh anggota dan penggemar musik metal di Bandung, khususnya yang bernaung di daerah Ujungberung.
”Mau seperti apa pun kita, macam mana bungkusnya, yang penting grass root (akar bawah) harus kuat. Harus sadar dan jangan lupakan budaya kita,” ujar Mohammad Rohman, vokalis Jasad.
Bagi masyarakat awam, bahkan dibandingkan komunitas band metal lainnya di Indonesia maupun dunia, keberadaan subkultur band death metal asal Ujungberung ini merupakan sebuah paradoks. Musik metal, tetapi lirik dan pesan nyunda adalah perpaduan yang sulit ditemukan di tempat lain.
Ketika di banyak tempat sub-subkultur atas nama aliran musik berhaluan Barat macam punk, grunge, maupun grindcore gencar melakukan perlawanan budaya lokal, entitas penggemar musik metal Ujungberung yang berada di wadah Ujungberung Rebels dan Bandung Death Metal Sindikat itu justru melakukan hal sebaliknya.
Sebagai contoh, konser Death Festival IV yang diikuti 12 band death metal itu mengangkat tema kampanye penggunaan aksara kuno. Di festival yang menjadi salah satu pembuka penyelenggaraan Helar Festival 2009 (festival industri kreatif di Bandung) itu, panitia membagi-bagikan leaflet mengenai cara menulis aksara sunda kuno kagana kepada penonton yang rata-rata masih berusia ABG.
”Di sekolah-sekolah, saya lihat, ini (kagana) tidaklah diajarkan. Daripada kelamaan menunggu pemerintah bertindak, kami duluan saja yang mulai bergerak,” ujar Rohman yang biasa disapa Man ”Jasad” ini di sela-sela konser.
Di luar panggung, Man dan kawan-kawannya kerap memakai iket kepala sebagai penanda identitas kultur Sunda. Meski, sehari-harinya mereka tidak lepas dari jaket kulit hitam maupun aksesori anting-anting dan tato.
Upaya mengenalkan tradisi Sunda tidak terhenti di sana saja. Di dalam berbagai kesempatan, anak-anak Bandung Death Metal Sindikat kerap menyisipkan pertunjukan karinding, celempung, dan debus.
”Kesenian karinding yang selama 400 tahun tenggelam coba kami hidupkan kembali,” tutur Dadang Hermawan, anggota Bandung Death Metal Syndicate. ”Di tiap Minggu dan Jumat melakukan tumpek kaliwon di Sumur Bandung dan Tangkuban Parahu untuk membicarakan kesenian Sunda,” tutur Man Jasad kemudian.
Terbanyak di dunia
Kelompok band metal yang ada di Ujungberung bahkan disebut-sebut yang terbanyak di dunia. Sejak awal 1990-an hingga kini, band-band metal tumbuh subur di Ujungberung. Saat ini terdapat sekitar 200 band metal hanya di wilayah pinggiran Kota Bandung ini.
”Padahal, Bandung hanya kota kecil jika dibandingkan dengan kota-kota di Jerman. Apalagi, di sini band-band ini kan harus dikondisikan bisa bertahan hidup di tengah banyak persoalan dan tekanan aparat,” tutur Philipp Heilmeyer, mahasiswa sosial-antropologi Goethe Universitat Frankfurt, terheran-heran.
Philipp sudah tiga bulan ini berada di Bandung untuk melakukan prapenelitian mengenai kehidupan kaum metal di Ujungberung ini. Hal lain yang menarik perhatiannya adalah mengapa komunitas metal di Ujungberung ini bisa bertahan justru dengan tetap berpijak pada nilai-nilai tradisi.
”Di Jerman, kaum metal biasanya lekat dengan kebiasaan mabuk-mabukan dan narkoba. Tetapi, mereka di sini malahan melakukan ini,” ucapnya sambil merujuk kegiatan sosialisasi aksara kagana yang dilakukan Bandung Death Metal Sindikat.
Yang disesalkan Aris Kadarisman (35), pentolan grup band Disinfected, masyarakat, khususnya kepolisian, melihat kaum metal justru dari sisi kelamnya.
Perang melawan stigma bahwa musik metal tidak identik dengan kekerasan, narkoba, dan semacamnya menjadi semakin sulit pascatragedi konser maut grup band Beside di Asia Africa Culture Center yang mengakibatkan tewasnya 11 penonton, Februari 2008. ”Padahal, ini terjadi lebih karena persoalan teknis, tidak cukupnya kapasitas tempat,” ucapnya.
Kemandirian ekonomi
Di tengah-tengah dorongan untuk mewujudkan mimpi memiliki gedung konser yang representatif, anak-anak metal ini seolah-olah terusir dari kota kelahirannya. Konser di gedung maupun tempat terbuka kini menjadi hal langka buat mereka. Deathfest IV pun bisa terwujud karena menggandeng kegiatan Helarfest 2009.
Kondisi ini pun disayangkan Ketua Bandung Creative City Forum Ridwan Kamil. Menurut dia, jika dilihat lebih jauh dari dalam, komunitas metal di Bandung menyimpan keunggulan yang luar biasa besar. Keunggulan itu terutama soal kemandirian ekonomi.
Dari musik yang diciptakan, didukung loyalitas para penggemarnya, secara tidak langsung itu menumbuhkan pula industri fesyen, rekaman, bahkan literasi.
Setidaknya, ada enam titik simpul industri fesyen yang dirintis sesepuh band metal di Ujungberung semacam Scumbagh Premium Throath yang didirikan almarhum Ivan Scumbag dari Burgerkill.
”Jika musisi lain itu filosofnya adalah musik untuk kerjaan, kami justru sebaliknya. Dari kerjaan, bisnis, ya untuk menghidupi musik,” tutur Dadang. ”Sebab, musik ini adalah the way of life kami. Tidak semuanya bisa dinilai dengan uang. Art is art, money is money,” ucap Man Jasad menimpali.
Tidak diragukan lagi, kekuatan ketabahan hati dan pikiran inilah yang membuat kelompok metal di Bandung ini tetap bertahan. Persis sesuai dengan paradigma mereka: panceg dina galur, moal ingkah najan awak lembur! (Yulvianus Harjono)

Tuesday, 19 March 2013

Karinding Attack Melestarikan Budaya Sunda Dengan Cara Yang Luar Biasa

Karinding Attack

Karinding pada awalnya banyak digunakan oleh wanita Sunda, dibuat dari pelepah kawung (enau) dan memiliki bentuk seperti tusuk rambut sehingga mudah dibawa kemana-mana oleh para wanita Sunda jaman dulu. Awalnya karinding digunakan sebagai alat untuk mengusir hama di sawah, namun pada perkembangannya karinding menjadi salah satu alat musik tiup tradisional asli Sunda. Beberapa sumber menyebutkan bahwa karinding sudah ada di bumi Sunda sejak 300 tahun yang lalu.

Karinding
Karinding adalah sebuah band dari Sunda yang berhasil mempopulerkan kembali alat musik tiup karinding di telinga pendengar musik modern dengan warna musik yang cenderung baru akibat perpaduan antara musik tradisional dan aliran musik metal. Musik metal terpilih sebagai pendamping dari karinding ini dikarenakan background musik para personilnya yang mayoritas berasal dari band metal yang sempat populer di Bandung dan sekitarnya beberapa tahun yang lalu.
Nama-nama personil Karinding Attack:
  • Iman Zimbot : Toleat, Suling, Voice
  • Man Jasad : Karinding and voice
  • Mang Utun : Karinding
  • Kimung Core : Karinding and Celempung
  • Ameng GB : Karinding
  • Hendra : Karinding and Celempung
  • Okid Gugat : Karinding
  • Wisnu Jawis : Karinding
Hal ini sungguh membanggakan, disaat musisi senior berguguran dari blantika musik maka munculnya kelompok musik Karinding Attack ini sungguh menyegarkan, yang dengan indahnya mengemas karinding menjadi sebuah suguhan musik dengan aliran baru yang lebih bisa diterima oleh penikmat musik saat ini.


Album Kedua Karinding Attack Lebih Banyak Alat Musik Bambu

1915915.jpg

Karinding Attack punya target baru. Setelah sukses dengan album perdananya yang diluncurkan Maret 2012, kini band yang kerap disingkat menjadi Karat itu menargetkan untuk merilis album kedua pada akhir 2013.

Mencoba lebih mengekplorasi musik bambu, band asal Kota Kembang itu menggunakan lebih banyak lagi alat musik trasidional. Seperti kean serta celempung renteng sebelas menjadi alat yang nanti akan digunakan dalam album kedua. Kean merupakan alat musik bambu tiup yang berasal dari Bangkok. Sedangkan celempung renteng sebenarnya alat musik yang juga digunakan di album pertama. Namun bedanya, celempung renteng yang digunakan berjumlah enam, tapi untuk album kedua yang digunakan adalah sebelas.

Sementara itu, untuk karindingnya sendiri, di album kedua nanti akan digunakan jenis baru, yakni karinding toel yang memiliki kemiripan dengan alat musik Sunda seperti dunga. Meski alat musik yang digunakan lebih banyak, hal tersebut tak membuat ribet para personelnya. "Nggak ribet, justru kita buat sesimpel mungkin dengan instrumen se-easy listening mungkin. Biar berbeda eksplorasi musik bambunya, jangan sampai monoton," ujar salah seorang personel Karat, Man Jasad kepada INILAH.COM saat ditemui di Hotel Gino Feruci, Jalan Braga Kota Bandung.

Mengenai persiapan album, Man mengatakan Karat baru saja mempersiapkan lagu-lagu baru. Dengan beragamnya alat musik yang digunakan, hal tersebut membuat Karat membutuhkan proses cukup panjang untuk menyelesaikannya. Proses yang panjang untuk persiapan album kedua, semata-mata dilakukan karena Karat ingin membuat semuanya maksimal. Tak ingin mereka mendengar ada kekecewaan dari pendengar musik mereka saat album kedua nanti diluncurkan ke publik.

Proses yang panjang untuk persiapan album kedua, semata-mata dilakukan karena Karat ingin membuat semuanya maksimal. Tak ingin mereka mendengar ada kekecewaan dari pendengar musik mereka saat album kedua nanti diluncurkan ke publik. "Persiapan maksimal harus. Makanya kita targetkan akhir tahun depan, sekarang persiapan lagu-lagu dulu. Harus lebih matang lagi biar album kedua ini beda sama album pertama yang diluncurkan Maret 2012 kemarin," jelas Man.[jul]



Karinding Attack - Hampura Emak.. mp3trs.gif

Thursday, 14 March 2013

10 Best Metalcore Bands From Indonesia

This is the list of ten best metalcore bands from my country, Indonesia. I made this list depending on my own personal taste of metalcore genre. I do not know how popular they were in Indonesia but I choose them from their music quality. I also include some latest information from each band based on their official networking sites. And these are them.

10. Vision Eyes
Vision Eyes (Herza Nugraha - Vocals, Mael - Guitars, Reza Budi Satria - Guitars, Ardi Triansyah - Bass, Darwin Mulyawan Nasution - Drums) formed in 1999 as a hardcore band in Jakarta, Indonesia. But then they decided to play metalcore music after formed for several years. They have some fantastic songs and great sounds on their music. The best album that they ever made is "Glorious Evolution" in 2010. All the tracks from that album are awesome. In 2012 they will release their new album titled "Insigna". If you are one of As I Lay Dying fans, I recommend you to listen to them. If you want to listen to their music click this link http://www.reverbnation.com/visioneyes
 9. Last Redemption
This is the next best metalcore band from Bandung, Indonesia. They call their name as Last Redemption (Arind - Vocals, Agy - Guitars, Sandy - Guitars, Adit - Bass, Hasbi - Drums) . They formed in early 2005. They combine some new elements from European and American metal bands, such as In flames, Soilwork, All That Remains, and etc. In my opinion the best song that they ever have is "The Unrest Heart". If you want to know them and listen to their music please click this link http://www.purevolume.com/lastredemption666   

8. Inwise
Inwise (Izal-Bass, Zujfi-Guitars, Icky-Guitars, Fahmi-Vocals, Gema Drums) is the great choice for you if you are a real metalcore fans. They formed in Bandung, Indonesia on early 2008. This band is my favorite one. They have some unique songs, which combined by some unfamiliar patterns that rarely heard before. For you all one of August Burns Red fans I recommend you this band. They sound pretty similar with ABR. I like all of their tracks, but one of my favorite tracks is "Sense Fails". This is their purevolume official site http://www.purevolume.com/inwiserock 


7. Nemesis
This one also come from Bandung, Indonesia. Nemesis (Rangga - Vocal, Sendy - Guitar, Yodi 'jod's' - Guitar, Regha - Bass, Ridwan 'dei' - Drum) formed on 2007 as one of metal bands in Bandung. They came as the extraordinary metal band in 2008 since they won as one of 10 finalists in an Indonesian independent music festival. As the result their song "About Eve" was involved in the compilation and spread all over Indonesia and they become the first metal band that contributed on that compilation album since 2006. If you want to listen to their music you can click this link http://www.purevolume.com/nemesisofficial
 6. Parau
Parau (Ghigox-Vocals, Onche-Bass, Gusde-Guitars, Krisna-Guitars, Kharisma-Drums) is one of the greatest Bali Bands. They formed on early 2002 in Bali, Indonesia. They play metalcore music and combine it with some elements of death metal. "Somatoform" the latest Parau's album got a great attention from all the metalheads of Indonesia. Their songs are very wild. They play in a good speed and power. They also release their new video clip titled "Torture Without Reprieve", I recommend you to watch it later. That video clip is awesome. If you want to know them better and listen to them enter this link http://www.reverbnation.com/parau
5. Aftercoma
This is another sick metalcore band from Bandung, They called Aftercoma (Wyl-Vocals, Ridho-Guitars/Vocals, Ferry-Guitars, Didik-Bass, Uus-Drums) which formed on early 2008 in Bandung. Their music is original. They bring the fresh sound of metalcore, combine with a good clean vocal and wild lyrics in some of their songs. "Breathless" Their latest album is the best album that I ever heard from a new local band with a good sound quality. One of my favorite track is "Berontak". If you want to know and listen to their music you can enter this link http://www.purevolume.com/aftercoma
4. Infamy
Infamy (Ajie-Guitars, Egi-Drums, Andri-Vocals, Monodark-Bass) formed in Bandung 1994. They were one of the pioneers of metal music industry in Bandung. They come again in the early 2010 with their sick album titled "Hatremonial". The materials of their album are incredibly perfect. All the tracks are awesome. If you like the extreme sound of vocal and speed beat of metalcore drumming I recommend you to have that album. If you want to know and listen to them you can enter this link http://www.purevolume.com/Infamymetal
3. Down For Life
Here we go to the big three. Down For Life (uncompleted research for their member) come from Solo, Indonesia. They are formed on 1999, in Surakarta, Solo, Indonesia. Their latest album "Simponi Babi Neraka " which released in early 2007 were sold for 1000 copies. Their music is quite extreme. Combining their lyrics with extreme beats they will bring your head up and down, banging heavily. Their best track is "Pasukan Babi Neraka", but all over their songs are fantastic. They are preparing for their new album titled "Simponi II : Hymne Perang Akhir Pekan" which will release on 2012. If you want to listen to their songs you can enter this link http://www.myspace.com/downforlife666
2. Beside
Beside (Owank-Vocals, Bebby-Drums, Paneu-Bass, Hinhin-Guitars, Bokir-Guitar) is the next best metalcore band from Indonesia. They formed on 1997, in Bandung, Indonesia. They also one of the pioneers in metal music industry in Bandung. They come with an extreme instrument of guitar and extreme sound of vocal. Their full album "Against Ourselves" got a great attention from all the metalheads in Indonesia. "New Colony" their latest single has a lot of fresh elements of metalcore music. If you want to know and listen to them you can enter this link http://www.purevolume.com/new/BESIDEmetal
1. Burgerkill
This band is the greatest one I think. Burgerkill (Vicky-Vocals, Eben-Guitars, Agung-Guitars, Ramdhan-Bass, Andris-Drums) formed on 1995 in Bandung, Indonesia. Why I choose Burgerkill as nummber one because they have a great music quality, skill, and achievement. They come as a different metal band. I can't compare their similarity with the other bands. Burgerkill's latest album "Venomous" contains with some great and undefinable songs. Their songs is different. They're involving some strange pattern in some of their songs, but that sounds really cool and rude. They're also preparing for their Official footage DVD which will release on early 2012. To listen to them you can click this link http://www.purevolume.com/BURGERKILLOFFICIAL

Wednesday, 13 March 2013

BANDUNG UNDERGROUND666

Sejarah Musik Underground di Bandung


 

 

 

Di Bandung sekitar awal 1994 terdapat studio musik legendaris yang menjadi cikal bakal scene rock underground di sana. Namanya Studio Reverse yang terletak di daerah Sukasenang. Pembentukan studio ini digagas oleh Richard Mutter (saat itu drummer PAS) dan Helvi. Ketika semakin berkembang Reverse lantas melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka distro (akronim dari distribution) yang menjual CD, kaset, poster, t-shirt, serta berbagai aksesoris import lainnya. Selain distro, Richard juga sempat membentuk label independen 40.1.24 yang rilisan pertamanya di tahun 1997 adalah kompilasi CD yang bertitel “Masa indah banget sekali pisan.” Band-band indie yang ikut serta di kompilasi ini antara lain adalah Burger Kill, Puppen, Papi, Rotten To The Core, Full of Hate dan Waiting Room, sebagai satu- satunya band asal Jakarta.

Band-band yang sempat dibesarkan oleh komunitas Reverse ini antara lain PAS dan Puppen. PAS sendiri di tahun 1993 menorehkan sejarah sebagai band Indonesia yang pertama kali merilis album secara independen. Mini album mereka yang bertitel “Four Through The S.A.P” ludes terjual 5000 kaset dalam waktu yang cukup singkat. Mastermind yang melahirkan ide merilis album PAS secara independen tersebut adalah (alm) Samuel Marudut. Ia adalah Music Director Radio GMR, sebuah stasiun radio rock pertama di Indonesia yang kerap memutar demo-demo rekaman band-band rock amatir asal Bandung, Jakarta dan sekitarnya. Tragisnya, di awal 1995 Marudut ditemukan tewas tak bernyawa di kediaman Krisna Sucker Head di Jakarta. Yang mengejutkan, kematiannya ini, menurut Krisna, diiringi lagu The End dari album Best of The Doors yang diputarnya pada tape di kamar Krisna. Sementara itu Puppen yang dibentuk pada tahun 1992 adalah salah satu pionir hardcore lokal yang hingga akhir hayatnya di tahun 2002 sempat merilis tiga album yaitu, Not A Pup E.P. (1995), MK II (1998) dan Puppen s/t (2000). Kemudian menyusul Pure Saturday dengan albumnya yang self-titled. Album ini kemudian dibantu promosinya oleh Majalah Hai. Kubik juga mengalami hal yang sama, dengan cara bonus kaset 3 lagu sebelum rilis albumnya.

Agak ke timur, masih di Bandung juga, kita akan menemukan sebuah komunitas yang menjadi episentrum underground metal di sana, komunitas Ujung Berung. Dulunya di daerah ini sempat berdiri Studio Palapa yang banyak berjasa membesarkan band-band underground cadas macam Jasad, Forgotten, Sacrilegious, Sonic Torment, Morbus Corpse, Tympanic Membrane, Infamy, Burger Kill dan sebagainya. Di sinilah kemudian pada awal 1995 terbit fanzine musik pertama di Indonesia yang bernama Revograms Zine. Editornya Dinan, adalah vokalis band Sonic Torment yang memiliki single unik berjudul “Golok Berbicara”. Revograms Zine tercatat sempat tiga kali terbit dan kesemua materi isinya membahas band-band metal/hardcore lokal maupun internasional.

Kemudian taklama kemudian fanzine indie seperti Swirl, Tigabelas, Membakar Batas dan yang lainnya ikut meramaikan media indie. Ripple dan Trolley muncul sebagai majalah yang membahas kecenderungan subkultur Bandung dan juga lifestylenya. Trolley bangkrut tahun 2002, sementara Ripple berubah dari pocket magazine ke format majalah standar. Sementara fanzine yang umumnya fotokopian hingga kini masih terus eksis. Serunya di Bandung tak hanya musik ekstrim yang maju tapi juga scene indie popnya. Sejak Pure Saturday muncul, berbagai band indie pop atau alternatif, seperti Cherry Bombshell, Sieve, Nasi Putih hingga yang terkini seperti The Milo, Mocca, Homogenic. Begitu pula scene ska yang sebenarnya sudah ada jauh sebelum trend ska besar. Band seperti Noin Bullet dan Agent Skins sudah lama mengusung genre musik ini.

Siapapun yang pernah menyaksikan konser rock underground di Bandung pasti takkan melupakan GOR Saparua yang terkenal hingga ke berbagai pelosok tanah air. Bagi band-band indie, venue ini laksana gedung keramat yang penuh daya magis. Band luar Bandung manapun kalau belum di `baptis’ di sini belum afdhal rasanya. Artefak subkultur bawah tanah Bandung paling legendaris ini adalah saksi bisu digelarnya beberapa rock show fenomenal seperti Hullabaloo, Bandung Berisik hingga Bandung Underground. Jumlah penonton setiap acara-acara di atas tergolong spektakuler, antara 5000 – 7000 penonton! Tiket masuknya saja sampai diperjualbelikan dengan harga fantastis segala oleh para calo. Mungkin ini merupakan rekor tersendiri yang belum terpecahkan hingga saat ini di Indonesia untuk ukuran rock show underground.

Sempat dijuluki sebagai barometer rock underground di Indonesia, Bandung memang merupakan kota yang menawarkan sejuta gagasan-gagasan cerdas bagi kemajuan scene nasional. Booming distro yang melanda seluruh Indonesia saat ini juga dipelopori oleh kota ini. Keberhasilan menjual album indie hingga puluhan ribu keping yang dialami band Mocca juga berawal dari kota ini. Bahkan Burger Kill, band hardcore Indonesia yang pertama kali teken kontrak dengan major label, Sony Music Indonesia, juga dibesarkan di kota ini. Belum lagi majalah Trolley (RIP) dan Ripple yang seakan menjadi reinkarnasi Aktuil di jaman sekarang, tetap loyal memberikan porsi terbesar liputannya bagi band-band indie lokal keren macam Koil, Kubik, Balcony, The Bahamas, Blind To See, Rocket Rockers, The Milo, Teenage Death Star, Komunal hingga The S.I.G.I.T. Coba cek webzine Bandung, Death Rock Star untuk membuktikannya. Asli, kota yang satu ini memang nggak ada matinya! pokoknya bandung best of the best.[666]

Friday, 8 March 2013

Sejarah Beside

Sejarah Beside


Beside berdiri di  pertengahan Mei 1997, tepatnya dipinggiran kota Bandung, Ujung Bronx. Di satu komunitas besar HOMELESS CREW. Ditempat ini kami banyak menghabiskan waktu, berdiskusi mengenai musik, membangun sebuah scene, atau sekedar mematangkan ide-ide kami mengenai musik. Ditempat ini pula tumbuh dan berkembang band-band Death metal atau musik cadas yang saling menginfluence sehingga dapat melahirkan karya-karya yang dapat dinikmati dan disukai semua kalangan.
Dengan seiring waktu, musik BESIDE banyak mengalami perubahan dan bermetamorfosa menjadi lebih progresif. Mungkin dengan reformasi yang dialami tubuh BESIDE sendiri dengan bergantinya personil menjadi faktor utama perubahan tersebut. Dengan awal mula kami mengusung musik New School Hard Core yang pada saat itu pula banyak dipengaruhi band-band New York Hard Core dan European Hard Core hingga sampai sekarang musik kami banyak mengalami perubahan yang signifikan.
Influence yang masuk melalui personil-personil baru seperti Arch Enemy, In Flames, Soil Work, Dragon Force, Iron Maiden, All That Remains, Malevolent Creation dan masih banyak lagi cukup memberikan nuansa metal yang sangat kental.
Line-up :
Owank  : Vocals
Hinhin Agung : Guitars
Irsyad  : Guitars
Paneu  : Bass
Beby   : Drums
Discography :
- Independent Rebels album compilations 1999
- Oneblood 2 video live compilations 2004
- Beyond good and evil compilations 2005
- Rebel fest 2 video live compilations 2006
- Full album Against oueselves 2007
- Single “New Colony” 2009

 BESIDE: General Info
Member Since4/5/2006
Band Websitewww.besidemetal.tk
Band Memberswww.myspace.com/besidemetal


Booking management :
Phone : +628121401082

www.friendster.com/beside

Contact Merchandise :
Phone : +628562230498
Phone : +622291256040
InfluencesHURTS HATE and PAIN
Sounds LikeSwedish Melodic Deathmetal.
Record LabelAbsolute records
Type of LabelIndie

Wednesday, 6 March 2013

INTERVIEW UNDERGOD


Kinoy (vocals, UNDERGOD), John Yoedi (BUSUK WEBZINE), Ega Lomans (bass, UNDERGOD), Kota Bandung, 3 April 2012
Interview oleh: Dr Kieran James (BUSUK WEBZINE & University of Southern Queensland) dan John Yoedi (BUSUK WEBZINE)
Lokasi Interview: Ujung Berung, Bandung, West Java, Indonesia, 3 April 2012
Penerjemah & pemberi comentar oleh: Popo (DEMONS DAMN & BUSUK WEBZINE)
UNDERGOD band line-up: Kinoy (bacok/ vocals), Ega (bass), Esa (guitar), Abaz (drums), Abetoxin (band manager)
John, Ega, Kieran (BUSUK), Kinoy
Kieran James (BUSUK WEBZINE) Question 1: Sebuah kehormatan untuk saya dan Jhon dari BUSUK WEBZINE datang ke Ujungberung melakukan interview UNDERGOD saat malam menjelang, band yang terkenal dengan dedikasinya untuk pasukan penggemar dan semangat untuk budaya Sunda. Bisakah kalian menceritakan tentang sejarah dari band?
Abetoxin (UNDERGOD) Question 1: kita mulai tahun 1997.
Kinoy (UNDERGOD) Question 1: Formasi pertama: Said (guitar), Abaz (bass), dan Uti (drums).
Abetoxin1: Pada pertunjukan UNDERGOD awalnya Abaz adalah bassis dan bukan drummer.
Kinoy: Saya vocalis pada saat itu.
Abetoxin: demo pertama kami rekam dalam bentuk kaset pada tahun 1997. Lagu pertama berjudul “Kudak Kadek”.
Popo (BUSUK WEBZINE)1: Semua lirik ditulis dalam bahasa Sunda karena kinoy adalah…
Abetoxin: Tidak baik ketika dia sedang berbicara bahasa Indonesia [tertawa]...
Kinoy & Ega, original Sunda warriors!
Popo: Kepada kawan atau siapapun.
KJ2: Kita tau bahwa JASAD lebih dulu terkenal menggunakan lirik bahasa Sunda tapi kalian band yang pertama menggunakan lirik bahasa Sunda?
Kinoy2: Yang pertama JASAD. Kita tidak mengikuti JASAD tapi kita hanya ingin menulis lirik dalam bahasa Sunda.
KJ3: OK, saya sangat ingin tau lebih banyak tentang ini. Para fans sangat bersemangat tentang UNDERGOD tapi mengapa dalam kurun waktu limabelas tahun kalian tidak memberikan album yang banyak disepanjang perjalanan karier kalian?
Popo: Fanatic!!!
Kinoy3: Para fans merasa ada perbedan dalam bahasa. Saya selalu bernyayi menggunakan ikat Sunda. Apa yang saya tulis dalam lirik adalah pengalaman yang sama seperti yang dialami oleh para penonton.
KJ4: Topik apa yang diceritakan dalam lirik? Kamu tau saya tidak bisa membacanya jadi tolong jawab saya hehehe…
Kinoy4: Gaya hidup.
KJ: Seperti apa?
Popo: Ketika saya mencintai gadis dan gadis…
Ujung Berung Death Metal Syndicate
Abetoxin: Bercinta dengan pria lain [semua tertawa].
Popo: Dia akan menulis perasaannya dengan kata-kata yang berat. Dia menulis dengan kata-kata yang kasar. Satu lagu yang unik bercerita tentang mimpi buang air besar, dalam budaya Sunda ada mitos bahwa dia akan mengalami sial dalam satu hari itu. Dia menuliskan tentang pengalaman itu. Ketika dia bangun tidur dia harus membuat tanda silang di lantai sebanyak tujuh kali, itu adalah mitos.
KJ5: Kalian mempunyai karir yang panjang sejauh ini mengapa hanya satu album yang kalian keluarkan?
Kinoy5: Karena gitaris kita sedang ada di penjara. Kami menunggu dia bebas lalu kita bisa membuat lagu-lagu baru. Kita bahagia dan sedih bersama jadi saya ingin menunggu Said bebas dari tahanan. Mungkin dia akan bebas dalam satu tahun.
[KJ note: Saya melakukan chat dengan Said yang menjadi fan dari BUSUK WEBZINE. Saya yakin dia akan membaca wawancara ini dan kita menggunakan kesempatan ini untuk mengatakan bahwa band nya dan semua fans UNDERGOD merindukannya dan kami semua tidak sabar menunggu dia keluar.]
KJ6: Apakah kamu merasa bahwa “underdog” adalah pengertian yang lain untuk band kalian seperti seseorang yang berjuang dalam kehidupannya…seperti pengertian ganda…karena ketika saya membayangkan band kalian saya berpikir “underdog”?
Dimas (DEMONS DAMN) & Abaz (JASAD / UNDERGOD)
Kinoy6: Ya setuju. Kita berjuang untuk hidup. Kita berjuang untuk band.
KJ7: Kamu mengikuti budaya hardcore atau budaya metal? Kamu menggunakan topi itu, kamu pasti seorang hardcore...
Popo7: Dia menggunakan topi itu tapi dia tidak tau tentang maknanya [semua tertawa].
KJ8: Bagaimana perasaan mu tentang Abaz bergabung dengan JASAD tapi tetap bemain di UNDERGOD?
Kinoy8: Bangga, sangat bangga, Abaz bisa membantu band besar seperti JASAD.
KJ9: Apakah kamu khawatir dia akan memberikan semua waktu dan usahanya kepada JASAD?
Kinoy9: Mati satu tumbuh seribu. Saya tidak takut jika Abaz meninggalkan UNDERGOD. Kita akan menemukan Abaz yang lain.
KJ: Kamu bisa mengajak Papap [ex-JASAD]?
Kinoy: Tentu saja [tertawa dan mengangguk].
Bobby Rock (BLEEDING CORPSE) & Abaz
KJ10: Apakah semua liriknya bahasa Sunda? Apakah kamu khawatir orang-orang dari luar Bandung akan tidak mengerti?
Kinoy10: Saya ingin balas dendam. Ketika saya membaca lirik bahasa lain saya tidak mengerti jadi saya ingin balas dendam agar mereka tidak mengerti juga [tertawa].
Popo: Lihat dia gila...
KJ: Kamu harus punya cover album dengan kamus bahasa Sunda seperti senjata.
Kinoy: Ya [mengangguk].
John (BUSUK WEBZINE)11: Saya tidak mengerti bahasa Sunda. Apa kamu tidak khawatir orang-orang di Indonesia tidak bisa mengerti lirik kalian?
Kinoy11: Saya bangga tinggal di Bandung karena saya ingin membuat bahasa Sunda besar. Saya rasa presiden harus belajar bahasa Sunda...
KJ12: Apakah menurutmu Bandung harusnya menjadi Negara yang merdeka seperti Timor Timur?
Kinoy12: Saya salut pada orang-orang Bali. Banyak orang yang datang dari Negara lain tapi mereka tetap mempertahankan budaya mereka. Kita juga bisa melakukannya.
Kieran (BUSUK) with UNDERGOD fans
John: karena ketika pertama kali saya melihat band di youtube tebakan saya ini adalah bahasa Sunda...
KJ13: Bagaimana pendapatmu tentang JASAD yang menyanyikan tentang budaya Sunda dan mengorganisir kelas budaya sunda di The Common Room Network Foundation Bandung?
Kinoy13: Saya punya teman yang membuat budaya Sunda tumbuh dan berkembang. Saya bangga ketika saya diatas panggung dan menggunakan bahasa Sunda.
KJ: Sulit untuk saya mempelajari bahasa lain karena Inggris mengekspresikan emosi saya.
John14: siapa yang menciptakan music dan siapa yang membuat lirik?
Kinoy14: Kita membuatnya berasama. Pertama nada untuk vocal dan lalu gitar mengikuti nada dari vocal ketika lagu masih “na na na na na”.
Popo: Bukan vocal mengikuti gitar tapi gitar yang mengikuti vocal.
KJ: Seperti pada punk?
Ferly (JASAD), Abaz, Popo (DEMONS DAMN), 10 Okt 2011
Kinoy: Justin Bieber vocal solo!
Popo: kamu tau Kinoy adalah Playboy juga. Saya tidak tau kenapa ABG perempuan menyukai dia. Dia tidak suka mandi dan menggosok gigi… [semua tertawa].
Kinoy: Water poops...
Abetoxin: Water proof [tertawa].
KJ15: Bagaimana kalian menjelaskan style music kalian?
Kinoy15: vocal Sunda [tertawa].
Popo: Mereka tidak hanya bermain metal tapi mereka juga bermain instrument Sunda.
KJ16: Apa band favorit kalian?
Kinoy16: Pengaruh besar saya DYING FETUS dan di Indonesia adalah JASAD dan DISINFECTED.
Kinoy: Ketika saya pergi ke luar negri [tertawa]? Bagaimana kamu berkomunikasi ketika pergi ke luar negri?
Abetoxin: Bahasa Tubuh [semua tertawa].
Kinoy: Inggris adalah bahasa internasional, saya akan membawa kamus [semua tertawa]...
UNDERGOD in Year 2000, Sunda legacy continues!
Popo: vocalisnya sangat sangat gila, yuck [mengernyitkan dahi]. Vocalisnya harus membeli deodorant yang banyak. Badannya sangat busuk. Butuh satu kompi...
Abetoxin: satu batalyon!
Popo: UNDERGOD fans [popo menunjuk satu orang pria yang mengeluarkan kartu member], coba kamu lihat kartu membernya.
KJ: Popo, bagaimana komentar kamu tentang music UNDERGOD?
Popo: Saya rasa bagus. Menunjukan skill dari gitaris dan drummer. Yang salah dari band ini adalah vokalisnya!
Abetoxin: Tentu saja [semua tertawa].
Kinoy: Saya hanya bisa bicara kata bahasa inggris ini “I love you” dan “I miss you”!
KJ: seperti ABG di internet!
KJ17: Ok, pertanyaan terakhir. Ini adalah interview yang menyenangkan dan lucu. Kinoy apa pesan mu untuk para pasukan hardcore dari fans UNDERGOD?
Kinoy: Tetap bangga menggunakan bahasa ibu kita!
Ferly (JASAD), Kieran (BUSUK WEBZINE), Abaz (JASAD / UNDERGOD), Yuli (JASAD), EXTEND STUDIO, Ujung Berung, 10 October 2011